Mencari Solusi Penyakit Zoonosis di Indonesia

Oleh: Nany Afrida

INDEPENDEN--Penyakit menular yang berasal dari interface ekosistem manusia dan hewan meningkat dengan cukup signifikan saat ini. Kondisi tersebut memaksa pemerintah mengeluarkan Permenko PMK nomor 7 tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru.

Zoonosis atau penyakit zoonotik adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya. Zoonosis disebabkan oleh mikroorganisme parasite yang bisa berbentuk virus, jamur, bakteri, atau parasite seperti protozoa dan cacing.

Bukan apa-apa, ancaman zoonosis dan penyakit infeksius baru di Indonesia diprediksi akan terus meningkat dan berpotensi terjadinya eskalasi penyakit yang berdampak pada aspek sosial, ekonomi, keamanan, dan kesejahteraan rakyat.

Menurut Kementerian Kesehatan, 60 persen  penyakit yang menginfeksi manusia itu berasal dari binatang, dan sekitar 75 persen berupa infeksi baru, termasuk Covid-19. Selain penyakit menular baru, ada juga kasus penyakit lama seperti antraks, leptospirosis, dan rabies.

Sebelumnya Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gajah Mada (UGM) menyampaikan perkembangan penyakit menular yang baru muncul dan  mengalami peningkatan dengan cepat dalam dua dekade terakhir.

Menurut para ahli di UGM, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kemunculan penyakit menular baru ini, yaitu perilaku, ekologi, dan biologi. Faktor-faktor yang mencakup pengaruh dari perilaku antara lain konsumsi daging hewan liar, produksi hewan, pemasaran hewan, interaksi hewan-manusia, dan globalisasi.

Penggunaan lahan, perubahan iklim, ekstraksi sumber daya alam, pembangunan ekonomi, dan migrasi menjadi hal-hal ada di dalam faktor ekologi. Sedangkan faktor biologi mencakup pergeseran genetik dan faktor inang.

Nah, One Health dianggap pendekatan yang cukup cespleng menangani kasus penyakit menular ini. Beberapa kasus penyakit menular yang pernah atau saat ini sedang diselesaikan dengan pendekatan One Health adalah HIV, flu babi, dan Covid-19.

Apa itu pendekatan One Health?

Menurut Kementerian Kesehatan, pendekatan One Health adalah pendekatan terpadu yang bertujuan untuk menyeimbangkan dan mengoptimalkan kesehatan manusia, kesehatan hewan dan ekosistem secara berkelanjutan.

Pendekatan One Health mengakui bahwa kesehatan manusia, hewan peliharaan, hewan liar, tumbuhan, dan lingkungan yang lebih luas, memiliki keterkaitan, ketergantungan, dan hubungan yang erat satu sama lain.

Kendati demikian, tidak mudah untuk mengimplementasikan One Health. Dibutuhkan kolaborasi antar lembaga dan surveilence yang tinggi dari masyarakat dan pola tanggap yang tinggi dari pemerintah.

Salah satu penyakit yang disebut sebagai “penyakit lama” adalah leptospirosis.

Penyakit ini banyak terjadi di kota-kota besar dengan pemukiman padat. Leptospirosis berasal dari hewan kemudian menginfeksi manusia lewat urin atau darah hewan yang terinfeksi.

Penyebab leptospirosis adalah bakteri leptospira interrogans yang bisa ditularkan oleh anjing, babi, kuda, sapi, dan tikus.

Liputan menarik tentang solusi One Health untuk penyakit Leptospirosis ini dipublikasikan oleh prohealth.id.  Dalam tulisannya jurnalis mengambarkan dengan jelas bahwa masyarakat tidak mengenal tentang zoonosis, termasuk fakta bahwa hewan di sekitar bisa menimbulkan penyakit serius untuk mereka.

Liputan berjudul : Menyisir Jejak Tikus dan Ancaman Leptospirosis di Demak ini bisa dibaca di https://prohealth.id/menyisir-jejak-tikus-dan-ancaman-leptospirosis-di-demak/ 

kali dilihat