Foto: Foto oleh Karolina Grabowska: https://www.pexels.com/
Independen --- Seorang jurnalis di Mataram melaporkan dipaksa menerima suap, dan sejumlah jurnalis lain mendapat intimidasi. Kekerasan pada jurnalis ini setelah muncul berita dugaan penimbunan solar yang dilaporkan warga ke aparat kepolisian.
Dipaksa menerima suap sebesar 10 juta dialami Pemimpin Redaksi NTBSatu.com, Haris Mahtul. Haris dipaksa oknum LSM di depan umum menerima uang sebesar 10 juta rupiah dan diminta menghapus berita berjudul "Di Sana Demo Di Sini Menimbun yang tayang di kanal YouTube NTB Satu. Berita terkait dugaan penimbunan Solar dalam truk yang dilaporkan warga Kecamatan Batu Layar Lombok Barat.
Oleh Haris uang tersebut kemudian diserahkan ke AJI (Alinasi Jurnalis Independen) Mataram untuk dikembalikan ke LSM tersebut. Namun saat upaya mengembalikan uang suap tersebut oleh AJI Mataram, pihak oknum LSM tersebut tidak mau menerima. AJI Mataram akhirnya melapor ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mataram untuk memproses pengembalian dana yang merupakan upaya suap oleh oknum LSM tersebut.
"Jadi tindakan yang mengintimidasi dengan meminta penghapusan berita bahkan memaksa jurnalis menerima sejumlah uang agar berhenti memberitakan kasus tersebut sangat disayangkan dan AJI Mataram mengecam tindakan tersebut," kata Ketua AJI Mataram Muhammad Kasim.
Sementara itu, Haris Mahtul mengaku berkali kali mendapatkan telpon, terlebih setelah mengembalikan uang suap tersebut. Sebelumnya dia diminta menghapus berita dan tidak menindaklanjuti berita dugaan penimbunan solar tersebut.
Jurnalis NTBSatu.com lainnya juga mengadu diintimidasi, usai menelpon Kapolres Lombok Barat AKBP Wirasto Adi Nugroho untuk mengkonfirmasi kejadian warga yang menggagalkan dugaan penimbunan solar di SPBU Meninting.
"Rekan kami ditelpon, dan ditanya benar baru habis telpon Kapolres ya, tidak usah ditulis berita itu, demikian bunyi sms di handphone rekan jurnalis saya di lapangan," kata Haris.
Bukan hanya itu Haris juga mengaku ditemui sejumlah orang dengan permintaan yang sama, menghapus dan menghentikan pemberitaan tersebut.
Tak hanya Haris, media lokal di Lombok Tegah juga mendapat intimidasi, seperti Radar Mandalika agar tidak membuat berita terkait dugaan penimbunan solar tersebut.
Koordinator LBH Mataram, Badarudin SH mengatakan pihaknya akan mendampingi jurnalis yang mengalami intimidasi dan tindakan upaya suap oleh oknum LSM yang menginginkan penghapusan berita.
"Kita akan dampingi dan mengurus pengembalian uang suap yang telah ditolak oleh jurnalis Haris Mahtul, selain itu bagi jurnalis yang mendapatkan intimidasi karena pemberitaan, LBH Mataram membuka ruang pengaduan sejak hari ini, " kata Badar. (D02)