Program co-firing biomassa yang digagas PLN untuk mengurangi emisi karbon justru memicu deforestasi dan mengancam mata pencaharian petani lokal. Di Hutan Pasir Piring, Sukabumi, ratusan hektare sawah gogo dialihfungsikan menjadi Hutan Tanaman Energi (HTE) demi memenuhi kebutuhan biomassa PLTU. Akibatnya, lebih dari 200 petani kehilangan lahan garapan dan sumber penghidupan. Apakah transisi energi ini benar-benar berkelanjutan, atau justru menciptakan krisis baru bagi masyarakat dan lingkungan?