Manis dan Ironis Upah Minimum Jurnalis

Hal itu terjadi ketika dia mendapatkan penugasan liputan tentang upah minimum daerah ke dinas terkait. Dia mengaku sempat syok ketika ditanya balik birokrat di instansi tersebut. “Ngapain kamu tanya UMK, gaji mu sudah sesuai UMK?” kata sang birokrat.

Si jurnalis hanya tersenyum. Dirinya hanya bisa mengatakan bahwa dia mendapatkan tugas liputan dari kantornya. Namun, lacur dia tidak mendapatkan data. Hanya trauma terhadap upah minimumya yang saat itu memang dibawah standar.

Awalnya mungkin saat mendapatkan penugasan dari kantornya. Si jurnalis senang dan bahkan bangga karena akan membantu kelas pekerja untuk mendapatkan informasi yang seperti angin surga. Pembahasan UMK adalah penyesuaian upah dengan harga.

Ketika harga kebutuhan pokok cenderung naik, upah dipastikan mengikuti. Namun, apa daya. “Aku trauma dan tidak mau (liputan) ke dinas itu lagi,” cerita si jurnalis.

kali dilihat