Huleken si tukang bersiul itu, selalu menyebut dirinya sebagai pemulung atau pengumpul limbah kearifan local Papua, khususnya wilayah pegunungan tengah Papua. Tiap langkah hidupnya, selalu menyemati anak-anak muda Papua, khususnya di Wamena untuk tak lupa menulis.
“Menulis apa saja, terserah. Apapun harus ditulis. Saran saya kepada anak-anak muda, jangan lupa untuk selipkan alat tulis di kantong baju atau celana. Anak muda Papua harus selalu menulis, harus selalu bercerita di dalam tulisannya,” kata Huleken, Oktober 2015 lalu.
Huleken yang memiliki nama lengkap Nicodemus Richardus Lokobal, yang kini berusia 52 tahun itu pun bercerita, jika sepanjang hidupnya selalu tak pernah berhenti menulis.
kali dilihat