Mengunjungi Maestro Seni Lukis Klasik Kamasan

Siang itu Sanggar Kerja Nyoman Mandra sepi. Dua orang perempuan lewat paruh baya sedang mewarnai kain yang sudah diberi gambar di salah satu sudut dekat pintu masuk. Kedua perempuan tersebut adalah Made Tanjung dan satu lagi mengaku bernama Wayan.

Made Tanjung sibuk mencampur pewarna berbahan dasar “pere,” batu dari pasir laut yang tersedimentasi dengan bahan lain agar pewarnaan tidak mudah luntur. Batu-batu ini katanya didapatkan dari daerah Serangan. Sementara itu, Wayan sibuk dengan kuasnya mewarnai kain yang hampir selesai.

“Tiyang uli cerik,” kata Made Tanjung ketika ditanyakan sejak kapan mulai mewarnai lukisan. Artinya dia sudah mewarnai lukisan sejak masih kecil.

Saudara perempuan Nyoman Mandra ini lebih aktif meladeni peserta yang bertanya. Ia juga banyak menjelaskan mengenai proses pembuatan lukisan, mulai dari persiapan media lukis. Mula-mula kain belacu direbus menggunakan kanji, setelah kering digosok dengan kulit kerang bertubuh licin. Baru kemudian dipakai sebagai media menggambar sketsa wayang.

kali dilihat