Independen -- Akhir-akhir ini, jelang tanggal 30 September, ruang publik Indonesia selalu riuh isu dan ritual memaknai kejadian pada tahun 1965. Nonton film bareng, diskusi publik sampai twit war di media sosial. Namun Andreas Wicaksono mengekspresikan dalam karya puisi yang baru saja dibuat hari ini 30/9/2020. Lewat puisi ini kita melihat narasi-narasi kecil yang jarang muncul dan tenggelam dalam narasi-narasi besar tentang peristiwa 55 tahun yang lalu itu. Andreas berhasil menghadirkan narasi kecil yang mungkin sebagian dari kita lupa.
---
NKRI HARGA MATI
Surabaya, 30 September 2020
Bapakku sulit kerja
Ke sana ke mari diusir
Menyakiti bapak adalah boleh
Meludahi muka bapak tidak ditangkap
Heran
Kenapa bapak tak melawan?
Sakit hatiku kalau bapak diam
Seperti menerima semua tikaman
Mendekap kami sambil bersenandung
Senyum
Kepedihan itu ditelan bulat-bulat
Sendiri
Ibu tak kalah merana
Diteriaki jalang dilempari batu
Ibu tak rela kami sedih
Kami tak boleh melihat penyiksaan ini
Siang malam datang tentara bertanya
Pagi sore polisi curiga
Bapak ibu kami
Dituding PKI
Cuma karena nenek dikata Gerwani
Kami tetap dicaci
Meski sudah teriak: NKRI harga mati
@dik_andreas
(D02)