Independen -- Tidak semua anak sekolah beruntung bisa dengan lancar menjalani pelajaran jarah jauh atau daring di tengah pandemi. Terlebih mereka yang tinggal di panti asuhan. Fasilitas untuk online sudah pasti terbatas.
Seperti yang dialami anak-anak Panti Asuhan Qorrota A'Yun di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Jumlah anak panti yang 25 orang, harus belajar dengan 2 ponsel milik pengasuhnya. Dibagi dua kelompok yaitu putra dan putri. Alhasil mereka harus mengantri untuk belajar daring bersama guru mereka. Sementara itu tagihan listrik panti asuhan pun meningkat. Janji pemerintah untuk memberi diskon tagihan listrik, ternyata tidak mampir di panti asuhan ini.
Kisah lebih lanjut dapat dibaca di Tak Punya Smartphone, Kisah Anak Panti Asuhan Rela Antre Belajar , sebuah karya jurnalistik dari Alexander. (D02).