Jalan Sehat Sosialisasi Perayaan Kemerdekaan Pers Dunia 2017

INDEPENDEN, Jakarta – Sekitar 200 jurnalis dari media televisi, cetak dan online berkumpul di Dewan Pers, Minggu (23/4) pagi. Mengenakan kaos biru bertulis World Press Freedom Day (WPFD). Mengambil titik awal di depan Gedung Dewan Pers, jalan sehat pembuka rangkaian WPFD ini mengambil rute hingga ke Bundaran Hotel Indonesia dan kembali ke Jalan Kebon Sirih.

Menteri Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara membuka aksi jalan sehat ini dengan potong pita. Ia sempat turut serta jalan sehat bersama Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo, Wakil Ketua Dewan Pers Ahmad Djauhar dan jurnalis. “Kita tunjukkan kesuksesan sebagai tuan rumah WPFD 2017 di Jakarta,” kata Rudiantara.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara membuka acara fun walk World Press Freedom Day di depan Dewan Pers, Jakarta, Minggu (23/4).

Tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah peringatan kebebasan pers, setelah tahun lalu acara serupa dilaksanakan di Finlandia. Tahun ini mengambil tema rangkaian Critical Minds for Critical Times: Media’s role in advancing peaceful, just and inclusive societies. Tema ini diambil karena naiknya tren serangan terhadap jurnalis.

Sepanjang 1-4 Mei Unesco, dan Dewan Pers dengan dukungan pemerintah menyelenggarakan diskusi internasional dengan beragam sub topik di Hotel Sultan, Jakarta. Sekitar 1.100 jurnalis, 500 jurnalis di antaranya dari luar negeri akan mengikuti rangkaian acara ini. Konstituen Dewan Pers seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI) juga menyelenggarakan diskusi khusus tentang keselamatan jurnalis dan hak asasi manusia serta pameran foto bertema Press freedom and Stop Impunity.

Fun walk sosialisasi WPFD 2017 Jakarta, Minggu (23/4) mengambil rute Kebon Sirih-Thamrin-Bundaran Hotel Indonesia dan kembali ke gedung Dewan Pers. Foto-foto: Dokumentasi Dewan Pers.

Tema ini diambil karena masih banyaknya kasus kekerasan yang dialami jurnalis dan media di Indonesia. Sepanjang 2016, tercatat 78 kasus kekerasan terhadap jurnalis, meningkat dibandingkan tahun 2015 yang tercatat 42 kasus. Selain itu, sejak 1997, Indonesia mempunyai catatan kasus-kasus kematian wartawan yang tidak diusut tuntas hingga saat ini. “Seperti kasus Udin, wartawan Bernas Yogya,” kata Suwarjono, Ketua AJI Indonesia.

Suwarjono menambahkan, sebagai tuan rumah, ajang internasional menjadi kesempatan Indonesia menunjukkan kekebebasan pers di Indonesia. Sekaligus menjadi otokritik pemerintah agar lebih serius menjaga kebebasan pers, berekspresi dan berpendapat. “Kita menunggu keseriusan pemerintah menangani kasus-kasus pelanggaran kebebasan pers, termasuk memproses hukum sejumlah kekerasan terhadap wartawan,” katanya.

Y. Hesthi Murthi

kali dilihat