Ya, tiga mahasiswa tersebut berhasil mengembangkan biogasoline yang berbahan dasar minyak habis pakai atau minyak jelantah. Bahkan, hal eksperimennya tersebut, terbukti bisa menghidupkan mesin kendaraan bermotor.
Abdul Afif mengatakan, pemilihan minyak jelantah dilakukan untuk memanfaatkan limbah minyak habis pakai karena selama ini belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Padahal, jumlah minyak jelantah ini cukup berlimpah.
“Minyak jelantah ini merupakan minyak goreng yang dipakai secara berulang, jika digunakan terus bisa menimbulkan efek buruk bagi kesehatan tubuh,” jelasnya, di Laboratorium Panas dan Massa PAU UGM, seperti dikutip laman UGM, baru-baru ini.
Penelitian Produksi Biogasolin dari bahan dasar minyak jelantah ini, lanjutnya, bertujuan untuk menghasilkan bahan bakar bensin yang ramah lingkungan. Dalam memproses biodiesel, ketiganya memanfaatkan rekasi hydrocracking untuk mengonversi minyak jelantah menjadi biogasolin.