Independen --- Manfaat dari rapid test terus dipertanyakan. Meskipun WHO maupun Kemenkes RI sudah menyatakan alat tes ini tidak efektif untuk mendeteksi corona, tetapi pada prakteknya rapid test tetap digunakan pemerintah seperti untuk syarat perjalanan atau pemeriksaan medis.
Persyaratan rapid test telah memakan korban. Di Mataram, seorang ibu harus kehilangan bayinya setelah melahirkan, karena terlambat penanganan akibat si ibu belum mengantongi hasil rapid test.
Masih digunakannya rapid test untuk berbagai prosedur menimbulkan dugaan kepentingan bisnis di balik peraturan ini. Karena pemerintah maupun BUMN tercatat telah membeli cukup banyak alat rapid test. Bagaimana carut marut penerapan rapid test ini mari kita simak liputan jurnalis Fajar Yusuf Rasdianto di: Rapid test, demi kesehatan atau cuan? (D02)