Greselda Haurissa
INDEPENDEN— Komunitas Laiyuen adalah satu dari masyarakat adat di Indonesia. Komunitas ini berada di Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Indonesia. Kondisi geografis kawasan ini adalah pegunungan, dengan mata pencaharian masyarakat sebagai petani.
Negeri Laiyuen memiliki jumlah masyarakat sebanyak 50 kepala keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 307 jiwa. Kehidupan mereka bergantung pada sumber daya alam.
Dengan kondisi kawasan yang berbukit dan bergunung, jangan heran sering terjadi kebakaran dan banyaknya lahan kritis yang kurang produktif di tanah adat. Ini jadi tantangan untuk Masyarakat Adat Laiyuen dalam menjaga dan merawat hutan adat mereka, sesuai dengan kearifan lokal.
Ketua komunitas Adat Laiyuen, Oktovianus Makulua mengatakan kondisi perekonomian masyarakat Laiyuen ini masih memprihatinkan. Kendati demikian masyarakat adat menyadari pentingnya dan manfaat pengelolaan bagi kelestarian ekosistem dan iklim.
Hal ini disampaikan Oktovianus Makulua dalam pertemuan dengan masyarakat Adat Laiyuen (13 Juni 2024), di pastori jemaat Laiyuen.
Mengingat banyaknya lahan kritis di komunitas ini, perlu adanya rehabilitasi lahan agar dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat, seperti menghasilkan tanaman lokal serta hasil kebun seperti cengkeh, pala, dan rambutan.
Harapan mereka terjawab. Komunitas Adat Laiyuen adalah salah satu komunitas yang diusulkan penerima program “Dana Nusantara” yang merupakan inisiatif Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan Konsorsium pembaruan Agraria (KPA). Komunitas adat Laiyuen dianggap sebagai garda depan pelestarian lingkungan.
Bersama dengan AMAN Saka Mese Nusa, komunitas adat Laiyuen melakukan program pemberdayaan dan peningkatan ekonomi dengan menanam Kembali tanaman umur panjang di lahan kritis agar bisa produktif lagi. Mereka bertekad menjaga tanah adat sehingga tidak dikuasai pihak mana pun.
Salmon Lessy, Ketua AMAN Saka Mese Nusa mengatakan peran masyarakat adat seluruhnya terlibat dalam program ini. AMAN Saka Mese Nusa hanya melakukan pendampingan, penguatan kapasitas dan memfasilitasi pertemuan di kampung dan pihak luar termasuk pemerintah.
Diharapkan dengan program tersebut komunitas adat Laiyuen ini bukan hanya mengalami peningkatan ekonomi, tetapi juga lahan kritis berkurang sehingga wilayah dan hutan adat bisa terjaga hingga kelak berguna bagi anak cucu.
==
Liputan ini merupakan hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu/Ambon dan Deutsche Welle (DW) Akademie