Ruwatan atau tradisi mendoakan sesuatu dilakukan oleh anak-anak muda lintas iman pada hari Sabtu, 11 Februari di Gedung Joang 45 jalan Menteng Jakarta.Ruwatan ini untuk mendoakan agar Pilkada serentak, khususnya di Jakarta berlangsung dengan damai. Hari Sabtu itu adalah hari terakhir masa kampanye, sebelum memasuki hari tenang dan pilkada pada 15 Februari 2017.
Menurut ketua penyelenggara acara, Yulius Setiarto, "Harus diakui bahwa persaingan para calon kepala daerah ini pada akhirnya berdampak pada situasi sosial politik yang cenderung memanas dan berpotensi gesekan sosial. Karena itu kami mengadakan ruwatan ini sebagai simbol dan pesan pada semua pihak agar tetap ingat kita ini satu bangsa dalam kebhinnekaan."
Sejumlah lembaga pendukung acara ini adalah ANBTI (Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika), FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia), Alumni GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), Jaringan Gusdurian, , JAI (Jamaah Ahmadiyah Indonesia), LDNU (Lembaga Dakwah Nadlatul Ulama), Matakin (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia), Maarif Institute dan PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) yang tergabung dalam forum Optimisme Indonesia untuk Dunia. Kegiatan ruwatan ini dikemas ala anak muda dengan mengedepankan nilai-nilai budaya, religius, Pancasila dan kebinnekaan.
Hadir dalam kegiatan ini Komisioner KPUD Jakarta, Dahlia Umar yang memberikan pemaparan persiapan Pilkada DKI Jakarta. Lalu dilanjutkan dengan penjelasan dari Bawaslu Jakarta, Mimah Susanti mengenai bagaimana mekanisme pengaduan. "Kegiatan ini sangat positif, karena saya melihat anak-anak muda ini sudah terlibat aktif menjaga suasana yang damai jelang pilkada , lebih-lebih mereka ini lintas iman,"kata Dahlia Umar dalam sambutannya.
Acara puncak adalah doa bersama untuk suksesnya Pilkada, yang dipimpin bergantian oleh orang-orang muda dari berbagai lintas iman, antara lain perwakilan dari Islam, Kristen, Budha, Katolik, Hindu, Bahai dan Sunda Wiwitan. Setelah doa, seperti tradisi di beberapa daerah,dilakukan pemotongan tumpeng sebagai simbol harapan akan Pilkada damai dan demokratis.
Dalam ruwatan yang dihadiri sekitar 100 orang ini, kemudian dibacakan beberapa poin seruan kepada beberapa pihak agar :
- Setiap warga negara berhak menentukan pilihannya pada pasangan calon manapun, tanpa paksaan atau intimidasi. Oleh karena itu kita wajib menghormati dan menghargai pilihan masing-masing.
- Mari bersama seluruh masyarakat mengawal PILKADA serentak ini agar dapat berlangsung dengan aman, tertib, adil, jujur, terbuka dan damai demi kemanusiaan dan demokrasi
- Berbagai masalah yang timbul akibat perbedaan pilihan dan lain sebagainya hendaknya diselesaikan secara hukum yang berlaku, tanpa menggunakan cara-cara kekerasan
- Hendaklah setiap warga negara tetap memelihara keamanan, dengan tidak ikut memprovokasi, memperkeruh suasana jelang PILKADA, pada saat PILKADA berlangsung, maupun pasca PILKADA
- Gunakan hak pilih kita sebaik-baiknya, karena pilihan menentukan perjalanan pemerintahan 5 tahun ke depan, jeli melihat para pasangan calon, dan hendaklah pilihan kita tidak dikendalikan oleh oknum yang menggunakan politik uang dan SARA.
- Meski berbeda dalam pilihan politik, kita adalah satu, bangsa Indonesia. Meski berbeda dalam pilihan politik, tujuan kita tetap hanya satu yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan umum.
- Selamat menjalankan tugas kepada semua penyelenggara PILKADA (KPU, Bawaslu, KPUD & Bawaslu Daerah) di seluruh wilayah di Indonesia yang terlibat dalam Pilkada Serentak.