Independen.id - Pada peringatan HUT ke-31, AJI mengangkat tema Represi. Ancaman PHK dan Swasensor. Resepsi HUT diselenggarakan di Auditorium RRI, pada Jumat malam, 8 Agustus 2025.
Ketua Umum AJI, Nany Afrida menyebutkan dalam tahun 2025 yang sedang berjalan ini sudah tercatat 74 kasus kekerasan dan sekitar 1.000 jurnalis alami PHK dalam satu tahun terakhir. Dan dari 60 persen jurnalis yang alami PHK, adalah mereka yang dibayar di bawah upah minimum regional (UMR).
Selain itu, karena represi dan ancaman PHK, sebagian jurnalis melakukan swasensor, yaitu tidak mengangkat berita-berita sensitif atau kritis.
Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat menyampaikan keprihatinannya jika pendidikan jurnalistik tidak dilakukan secara intens, Pendidikan yang dia maksud mencakup kombinasi antara pengetahuan teoritis, keterampilan praktis, etika profesional, serta pemahaman teknologi media modern.
“Saya bangga dengan komunitas AJI yang masih menjaga idealisme, dan semangat belajar. Karena jurnalis itu bukan sekadar membuat berita. Tetapi bagian dari pemikir, yang ikut membentuk, membangun dan membentuk opini dalam pembangunan bangsa,” kata Komaruddin Hidayat dalam sambutannya pada malam resepsi HUT ke-31 AJI di Jakarta.
Orasi kebudayaan diberikan oleh Ita Fatia Nadia, seorang sejarahwan dan pejuang hak asasi manusia. Ita sebut sejarah sebagai ruang renungan, bahwa tanpa ingatan dan keberanian, kebebasan hanyalah slogan kosong.
Dalam perayaan kali ini, AJI Indonesia menganugerahkan SK Trimurti Award 2025 kepada Yasinta Moiwend, 60 tahun, perempuan dari suku Marind-Anim, Papua Selatan. Sosok yang gigih memperjuangkan hak-hak masyarakat adat dalam mempertahankan tanah ulayatnya dari proyek penghancuran tanah adat Papua. Termasuk, Proyek Strategis Nasional (PSN) food estate di Merauke.
Selanjutnya Udin Award, penghargaan diberikan kepada Fransisca Christy Rosana, redaktur desk nasional Majalah Tempo dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Francisca dikenal sebagai sosok perempuan yang meliput isu-isu politik dan penyalahgunaan kekuasaan oleh tokoh-tokoh terkemuka.
Bersamaan, Udin Award juga diberikan kepada Safwan Ashari Raharusun dari Tribun-Papua.com. Safwan pernah meliput isu-isu kritis seperti gizi buruk, rasisme, lingkungan hingga hak asasi manusia di Papua Barat. Dalam peliputan di Sorong, Papua Barat Daya. Safwan sempat diperhadapkan dengan kompleksitas liputan tentang kasus kekerasan warga sipil dan konflik hingga sempat dicari sejumlah aparat karena beritanya.
Sedangkan anugerah Tasrif Award diberikan kepada LBH Padang dan Solidaritas Pekerja CNN Indonesia (SPCI) yang dideklarasikan pada 27 Juli 2024.
Sejak berdiri pada 1982, LBH Padang hadir di garda terdepan pembelaan Hak Asasi Manusia di Sumatera Barat. Selama 2024, sedikitnya 24 kasus ditangani oleh LBH Padang. Salah satunya kasus kematian Afif Maulana, bocah 13 tahun yang tewas di Jembatan Kuranji Padang, dalam suatu operasi kepolisian. Banyak kasus penting yang mereka tangani, mulai dari tindakan represif dan penyiksaan warga oleh aparat, isu-isu kebebasan berekspresi dan kebebasan beragama, kasus lingkungan, hak difabel, hingga perampasan lahan warga oleh korporasi.
Sementara itu, Solidaritas Pekerja CNN Indonesia (SPCI) yang dideklarasikan pada 27 Juli 2024 sebagai wadah perjuangan para pekerja CNN Indonesia melawan keputusan sepihak manajemen yang memotong upah pekerja. Namun, SPCI malah diberangus dengan pemecatan para deklarator, sesaat setelah pemberitahuan ke manajemen. Paradoks, perusahaan media yang kerap menyuarakan hak asasi manusia justru membungkam suara kritis dari dalam dan, mengabaikan pemenuhan hak-hak para pekerjanya.
Sementara itu, Penghargaan Karya Jurnalistik Pers Mahasiswa 2025 diberikan kepada Nadya Amalia Melani dan Putri Anggraeini, dari lembaga Poros Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.
Resepsi AJI ini dihadiri juga oleh para anggota Dewan Pers, Abdul Manan dan Dahlan Dahi, Ketua Komite Publisher Rights, Suprapto Sastro Atmojo. Hadir dari unsur pemerintah, yaitu Sekretaris Ditjen Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Mediodecci Lustarini dan beberapa perwakilan dari Kementerian.
Hadir juga perwakilan dari beberapa organsiasi konsituen Dewan Pers seperti IJTI, ATVLI, AMSI, SMSI. Selain itu hadir perwakilan dari kedutaan asing, pimpinan organisasi masyarakat sipil, maupun perwakilan dari platform digital dan perusahaan. Acara ini juga didukung oleh PT PLN sebagai wujud komitmen perusahaan terhadap kemerdekaan pers yang bertanggungjawab.