Oleh: Tim Independen
INDEPENDEN—Publik kembali diberi kejutan. Pada Senin sore (8/9) Presiden Prabowo Subianto melakukan perubahan Kabinet Merah Putih setelah 11 bulan kepemimpinannya. Deretan nama besar diganti, kementerian baru lahir, dan pasar modal pun ikut bergejolak.
Salah satu nama yang masuk gerbong reshuffle adalah Sri Mulyani, menteri keuangan yang juga sudah melayani dua presiden yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo.
Sebelumnya nama Sri Mulyani sudah mencuat dengan beragam isu termasuk rencana pengunduran diri beberapa kali. Namun isu tersebut ditepis oleh pihak istana dan juga DPR-RI.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengumumkan bahwa selain Sri Mulyani, beberapa kursi strategis juga mengalami perubahan, yakni Kemenko Polkam, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran, Kementerian Koperasi, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga. Selain itu, Presiden memperkenalkan kementerian baru: Kementerian Haji dan Umrah.
Empat menteri dan satu wakil menteri resmi langsung dilantik sorenya melalui Keputusan Presiden Nomor 86P Tahun 2025, yaitu:
- Menteri Keuangan: Purbaya Yudhi Sadewa
- Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia: Mukhtarudin
- Menteri Koperasi: Ferry Juliantono
- Menteri Haji dan Umrah: Mochamad Irfan Yusuf
- Wakil Menteri Haji dan Umrah: Dahnil Anzar Simanjuntak
Sementara kursi Menkopolkam dan Menpora masih kosong. Belum ada nama yang diputuskan menggantikan Budi Gunawan dan Dito Ariotedjo, dua menteri sebelumnya.
Sri Mulyani diganti
Pergantian Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan menjadi sorotan terbesar. Sosok yang dikenal sebagai reformis birokrasi dan pernah didaulat sebagai Menteri Terbaik di Dunia ini lengser tanpa penjelasan detail.
Ketika ditanya jurnalis, Mensesneg Prasetyo menegaskan bahwa reshuffle adalah hak prerogatif presiden. “Bukan mundur, bukan dicopot. Atas evaluasi, Presiden memutuskan perubahan formasi. Kita doakan menjadi keputusan yang membawa kebaikan bagi kita semua,” ujarnya.
Sri Mulyani sendiri memiliki rekam jejak panjang. Sejak pertama kali menjabat pada 2005, ia dikenal berani membersihkan praktik korupsi di Kementerian Keuangan, memperkuat sistem pajak, hingga mengharumkan nama Indonesia dengan sederet penghargaan internasional. Namun, perjalanan kariernya juga penuh dinamika, termasuk saat ia mundur pada 2010 untuk menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Ironisnya, kepergiannya kali ini diiringi kisah kelam. Rumahnya di Bintaro sempat dijarah warga yang marah atas kebijakan fiskal yang dianggap tidak pro-rakyat.
Pasar keuangan bereaksi cepat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menguat di sesi pertama perdagangan, langsung berbalik arah usai pengumuman reshuffle. IHSG ditutup melemah 100,49 poin atau 1,28 persen ke level 7.766,84.
“Dinamika pergantian Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan membuat pasar bereaksi cepat. Investor melakukan aksi profit taking sehingga indeks terkoreksi,” kata Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, dikutip dari ANTARA.
Reshuffle kali inimenggambarkan arah politik dan ekonomi pemerintahan. Keputusan Presiden Prabowo untuk membentuk Kementerian Haji dan Umrah menunjukkan prioritas baru, sementara kosongnya kursi Menko Polkam dan Menpora menandakan adanya dinamika yang belum selesai.