Independen --- Kecenderungan Pemilu 2024 disselenggarakan dengan tidak adil, membuat sejumlah tokoh lintas generasi berkumpul di STF Driyarkara, Jakarta pada Senin, 27/11/2023. Mereka mengeluarkan seruan bersama agar Pemilu 2024 diselenggarakan dengan jujur dan adil tanpa adanya nepotisme atau keluarga yang diistimewakan.
Seruan ini diberi nama Seruan Bersama Jembatan Serong, merujuk nama jembatan di depan STF Driyarkara, Jakarta. Sebelum pembacaan seruan, acara dibuka dengan mimbar akademik terbuka. Di sini para tokoh muda maupun tua memberikan pernyataannya.
“Kami mengajak seluruh rakyat Indonesia agar berani Bersuara Jujur dan Jernih dalam menghadapi Pemilu demi menghidupkan kembali budaya yang mengutamakan kemaslahatan umum, bukan kepentingan sempit elit politik,” kata Direktur Pascasarjana STF Driyarkara, Karlina Supelli saat memberi pengantar mimbar.
Mimbar dimulai pukul 13.00 WIB, dan diisi pernyataan-pernyataan dari Ketua AJI Sasmito Madrim, tokoh pers Arif Zulkifli, pengajar Yanuar Nugroho, Salman Alfathan dari Bijak Memilih. Turut hadir psikolog Tika Bisono dan mantan Ketua KPK Taufiequrrahman Ruki. Mimbar ini diikuti juga melalui daring oleh puluhan guru besar, tokoh pendidikan, seniman, aktivis dan wartawan.
Beberapa poin seruan adalah tentang bagaimana penguasa memanipulasi lembaga negara untuk kepentingan politik keturunannya. Praktik ini memprihatinkan dan mengingatkan kepada amanat reformasi, yakni penghapusan korupsi, kolusi dan nepotisme. Ini berarti spirit republik hilang dalam penyelenggaraan negara. Politik dipertontonkan tanpa peduli pada kepantasan etik dan moral bangsa demi kelanjutan kekuasaan.
Poin lain adalah tentang bagaimana penyusutan kekuasaan ke tangan eksekutif, perusakan batas-batas tegas dan pemisahan kekuasaan, persekongkolan para elit politik, aparatur dan lembaga-lembaga negara bagi kepentingan-kepentingan orang atau kelompok tertentu dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
Mereka yang hadir sepakat untuk menolak peremehan terhadap orang muda sebagai kelompok dangkal, apatis, yang hanya bisa "lucu-lucu"/gemoy. Orang muda adalah salah satu pilar kemajuan bangsa. Orang muda sebagai bagian penting dalam perjuangan serius menyelamatkan demokrasi, yang tidak apatis, yang bisa mencetuskan perubahan.
Di akhir acara, mereka yang hadir menandatangani kain sebaik bentuk dukungan. Sementara lewat daring, forum ini masih membuka dukungan dari masyarakat, lewat tautan berikut: https://bit.ly/HASILFORLINGEN